Senin, 18 Maret 2013

Pro dan Kontra KLB PSSI

Kongres Luar Biasa atau biasa disingkat KLB menyebabkan pro dan kontra di kalangan pecinta sepak bola nasional. KLB PSSI yang diadakan di Hotel Borobudor, Jakarta pada tanggal 17 Maret menghasilkan beberapa poin diantaranya  

  • Pembubaran KPSI.
  • Menggelar kongres biasa pada Juni.
  • Jumlah anggota Exco bertambah empat, yaitu Zulfadli, Djamal Azis, La Siya, dan Hardi Hasan. La Nyalla Mattalitti menjadi wakil ketua umum. Total anggota Exco menjadi 15 orang, yang terdiri dari satu ketua umum, dua wakil ketua umum, dan 12 anggota Exco.  Nasib enam Exco yang melakukan walk out akan ditentukan Juni.
  • Penyatuan kompetisi baru akan dilakukan pada 2014 dengan 18 klub peserta ISL ditambah empat klub IPL dengan syarat bukan klub yang bermasalah dengan dualisme kepengurusan. Sistem degradasi ISL tetap diterapkan musim ini. Untuk berikutnya selama dua tahun sejak 2014 diberlakukan sistem dua promosi dan empat degradasi sehingga jumlah peserta liga profesional hanya diikuti 18 klub. Sistem promosi dan degradasi kembali menjadi tiga degradasi dan tiga promosi.
  • Amandemen statuta PSSI, seperti pada Pasal 38 ayat 1 yang menjadi pengambilan keputusan Exco dapat dilakukan dengan kehadiran satu per tiga anggota.
Dari hasil KLB diatas ada beberapa poin yang dinilai beberapa kalangan menyalahi statuta karena keluar dari agenda bahkan sebagian kalangan sudah mengira akan terjadi beberapa kegiatan diluar agenda seperti pemilihan La Nyala sebagai Wakil Ketua PSSI mendampingi Djohar Arifin. Yang mengejutkan dari KLB kali ini adalah walk out nya 6 anggota Exco.
KLB sendiri pada saat pembukaan berjalan lancar. Setelah beberapa saat terjadilah keributan di luar Hotel Borobudor ketika beberapa 18 anggota Pengprov caretaker merasa memiliki hak untuk memilih memaksa masuk tetapi pada akhirnya ke18 pengurus Pengprov tidak berhasil masuk. Pada beberapa account twitter seperti @Footballnesia mengatakan bahwa kericuhan di luar konggres terjadi karena massa pengurus Pengprov yang berasal dari organisasi pemuda asal semarang bentrok ketika berusaha masuk.


Meskipun KLB akhirnya berakhir tetapi beda argumen masih terjadi baik diantara pelaku sepak bola maupun pecinta sepak bola di Indonesia. Bagi beberapa kalangan KLB kali ini dinilai sukses karena berhasil menggabungkan 2 liga yaitu IPL dan ISL dimana telah tertulis dalam poin-poin hasil KLB diatas. Selain sukses menggabungkan kedua Liga yang berlangsung di Indonesia KLB kali ini juga dinilai oleh beberapa kalangan menjauhkan Indonesia dari sanksi FIFA dan membuat Timnas Indonesia kembali bersatu dalam satu Timnas. Namun, dimana ada hitam pasti ada putih dan sebaliknya, tidak semua pecinta dan pelaku sepak bola Indonesia menilai KLB sukses dan berjalan lancar. Mereka menilai KLB telah membawa mafia-mafia Era Nurdin Halid kembali berkuasa dan mereka mempertanyakan penambahan agenda dalam KLB yang telah berlangsung tersebut.
Memang benar tidak ada yang sempurna seperti apa yang dikatan Menpora Indonesia, Roy Suryo. Mungkin KLB kali ini menyebabkan banyak perdebatan tetapi untuk saat ini sebagai pecinta sepak bola Indonesia hanya bisa berdoa dan men support  Timnas Indonesia dan PSSI agar berjalan seperti semestinya. Apakah apa yang dikatakan benar apa salah hanya waktu yang bisa menjawab semua. JAYA SELALU INDONESIA, TERBANGLAH TINGGI DI LANGIT PERTIWI WAHAI BURUNG GARUDA.



sumber





Jumat, 15 Maret 2013

Stefano Lillipaly:The Next Indonesian Playmaker

Stefano Lillipaly mungkin sudah tidak asing didengar oleh pecinta bola tanah air. Dia adalah pemain naturalisasi asal belanda yang sekarang merumput di klub Almere Club di Eerste Division. Lahir pada 10 Januari 1990 dengan ibu seorang warga negara Belanda dan ayah seorang warga negara Indonesia membuat pemain ini bebas memilih warga kenegaraan. Beruntung bagi Indonesia dapat menaturralisasi salah satu pemain berbakat ini. Sepupu dari Tonni Cussel yang sudah terlebih dahulu masuk timnas ini adalah orang berkewenegaraan Indonesia pertama yang mencetak gol pertama di pentas eredivisie saat masih berseragam FC Utrecht.
Karir Stefano sendiri dimulai dari bermain untuk klub DCG saat berumur 7 tahun dan sempat berpindah seragam ke tim junior AZ Alkmaar sebelum akhirnya berseragam FC Utrecht dan pada tahun 2012 berpindah ke klub stefano saat ini yaitu Almere City. Stefano sendiri melakukan debut profesionalnya saat FC Utrecht bertanding melawan VVV walau hanya sebagai pemain penganti pada menit 77. Permainan terbaik Stefano sendiri adalah ketika mencetak gol profesional pertama dan menjadi pemain terbaik pertandingan saat FC Utrecht imbang melawan PSV dengan skor 1-1. Sedangkan untuk karir nasionalnya Stefano memulai dari tim nasional Belanda U-15 sampai U-18 sebelum akhirnya memilih kewarganegaraan Indonesia tetapi patut disayangkan hingga tahun 2012 berlalu Stefano belum melakukan Debut Timnas Indonesia padahal Stefano sudah resmi berkewenegaraan Indonesia sejak tahun 2011. 
Patut ditunggu aksi Stepano Lilipaly kedepannya saat berseragam Timnas Merah Putih. Semoga kedepannya dia dapat membawa timnas Indonesia kembali ke masa kejayaannya dengan menjuarai turnamen tingkat Asia Tenggara atau bahkan tingkat Asia.
sumber
stefano lilipaly saat berseragam FC Utrecht